Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Pembiasaan di Satuan Pendidikan

Oleh: Nurul Jamiah Sidiq, S.Pd., M.Pd, (Dosen PGPAUD FIP Universitas Negeri Makassar)

NEWSSULSEL.id, Makassar – Di era Kurikulum Merdeka, pendidikan karakter menjadi aspek fundamental dalam proses pembelajaran. Pendidikan tidak lagi semata-mata berorientasi pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan pribadi peserta didik yang tangguh secara moral, emosional, dan sosial. Karakter yang kuat dan positif merupakan bekal utama dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.

Oleh karena itu, satuan pendidikan memiliki tanggung jawab strategis dalam menanamkan nilai-nilai karakter, salah satunya melalui pendekatan pembiasaan yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.

Karakter sejatinya tumbuh dari kebiasaan yang dilakukan secara rutin dan berulang. Nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, kerja sama, toleransi, dan integritas tidak cukup jika hanya diajarkan secara teoritis dalam kelas. Ia harus dilatih dan dibiasakan melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

Contoh sederhana seperti datang tepat waktu ke sekolah, mengikuti upacara dengan tertib, menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, mengantre dengan sabar, serta saling menghormati antarsesama adalah bentuk-bentuk pembiasaan yang berdampak besar dalam pembentukan karakter. Ketika hal-hal kecil ini dilakukan secara terus-menerus, maka akan terbentuk pola pikir, sikap, dan perilaku positif yang melekat dalam diri peserta didik.

Peran guru sangat krusial dalam penguatan karakter melalui pembiasaan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik dan teladan yang memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sikap jujur, adil, bertanggung jawab, empatik, dan disiplin yang ditunjukkan guru akan menjadi cerminan bagi peserta didik.

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, guru juga diberikan keleluasaan untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran berbasis projek, kontekstual, dan lokal. Misalnya, di wilayah pesisir, guru bisa mengajak siswa melakukan kegiatan bersih pantai yang tidak hanya meningkatkan kepedulian lingkungan, tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab dan kolaborasi.

Namun, penguatan pendidikan karakter tidak dapat dilakukan secara parsial. Ia membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk keluarga dan masyarakat. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama memiliki peran penting dalam membentuk kebiasaan awal dan nilai-nilai dasar anak. Sementara masyarakat menyediakan ruang sosial yang lebih luas untuk menguji dan menerapkan nilai-nilai tersebut. Oleh karena itu, sinergi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat sangat dibutuhkan. Bentuk kolaborasi ini dapat berupa kegiatan kerja bakti bersama, pelatihan orang tua, pertemuan rutin, atau pelibatan tokoh masyarakat dalam program-program sekolah.

Landasan hukum yang kuat juga mendukung implementasi pendidikan karakter. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter menegaskan pentingnya pembentukan karakter dalam sistem pendidikan nasional. Kurikulum Merdeka pun memperkuatnya melalui pengembangan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup enam dimensi utama: beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berkebinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Kesimpulan:
Pendidikan karakter yang efektif dibentuk melalui proses pembiasaan yang dilakukan secara konsisten dan melibatkan semua pihak. Sekolah sebagai lingkungan formal memiliki peran sentral dengan guru sebagai panutan utama. Namun, dukungan keluarga dan masyarakat sangat diperlukan agar nilai-nilai karakter tidak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari peserta didik. Dengan demikian, tujuan Kurikulum Merdeka untuk mencetak generasi yang cerdas, berdaya saing, dan berkarakter luhur dapat terwujud secara nyata…(*)

 

Tim Redaksi

Periksa Juga

Dari Bontolempangan Gowa, Salmiyah Melaju ke PAI Award Nasional 2025

Bagikan      NEWSSULSEL.id, Sungguminasa – (Kemenag Gowa). Salmiyah, Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gowa melaju …

Tinggalkan Balasan